Jumat, 19 Juni 2015

PA GMKI Cabang Salatiga : Saling Membantulah Kamu

GMKI Cabang salatiga Kembali mengadakan PA(Pendalaman Alkitab) yang bertempat di Kontrakan Kabid OR Sdr.Albert Lobo pada hari jumat 19 Juni 2015 pukul 17.00-19.00.
Suasana PA GMKI Cabang salatiga


Ayat firman yang menjadi bahan PA terambil dari kitab Galatia 6:2-6 dengan perikop “Saling Membantulah Kamu“.
Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus” (Galatia 6:2). hendaklah kita saling tolong menolong satu sama lain, saling membantu satu sama lain, bukan hanya membantu secara materi namun juga membantu dalam penguatan spiritualitas.
jika teman kita hari ini tak memiliki makanan hendaklah kita yang mempunyai lebih membantunya/menolongnya dengan membagi makanan yang kita punya. jika teman kita sedang dalam pencobaan hendaklah kita menolongnya dalam penguatan iman.
Inilah yang ingin di sampaikan oleh Paulus kepada kita. hendaklah kita saling menolong, karena dengan demikian kita telah memenuhi hukum Kristus. hukum Kristus yang dimaksudkan adalah Hukum Kasih, “Aku memberi perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; Sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi” (Yohanes 13:34).
Kasih haruslah diwujud-nyatakan dalam tindakan. dan tindakan saling tolong-menolong atau bantu-membantu adalah wujud dari kasih itu sendiri. namun yang harus diingat bahwa dalam menolong dan membantu tak boleh ada imbalan apapun itu, jika kita menolong orang karena kita mengasihinya dan berharap diapun mengasihi kita dalam hal ini kasih kita tak murni melaikan mengharapkan imbalan (imbalan berupa dikasihi).

Suasana PA GMKI Cabang Salatiga

Agustinus sang arsitektur teolog abad pertengahan membagi kasih menjadi dua yaitu kasih Agape dan Eros. yang pertama dipandang positif dan yang kedua negatif. Agustinus memandang kasih Agape sebagai kasih yang bersumber dari Ilahi dan mengarah kembali kepada Ilahi, sedangkan Eros adalah kasih yang bersumber dari manusia dan kembali kepada manusia itu sendiri.
Dalam hal ini Agustinus ingin menjelaskan bahwa kasih haruslah bersumber dari Allah dan diarahkan kembali kepada Allah. Contohnya saya membantu dia karena kasih Allah kepada saya sehingga saya membantu dia bukan untuk sebuah imbalan, tetapi sebagai bentuk kemuliaan saya kepada Sang sumber kasih yaitu Allah. jadi ketika saya menolong orang lain bukan bermotifkan imbalan melainkan tidakan menolong tersebut diarahkan kepada Allah sebagai ucapan syukur karena Allah telah lebih dulu mengasihi saya (Yohanes 13:34).
Mengutip kalimat Agustinus “Kasih memiliki tangan untuk menolong orang lain, Kasih memiliki kaki untuk menghampiri mereka yang miskin, Kasih memiliki mata untuk melihat kebutuhan-kebutuhan orang lain, Kasih memiliki telinga untuk mendengar rintihan mereka yang tertindas“. dari kalimat Agustinus diatas jelaslah bahwa kasih menjadi motor penggerak untuk mendorong kita hidup saling tolong-menolong.
Namun bagaiman jika ketika kita ingin menolong tapi orang yang ingin kita tolong menolak pertolongan kita?. Kasih dapat terwujud dalam tindakan, jika kita benar-benar mengasihinya kita harus bertindak demi kebaikannya. kasih tak selalu indah. ketika dia salah dan menolak untuk di cerahkan maka tamparlah dia, (Perumpaan menurut Om Dod… :D) hal ini dilakukan demi kebaikannya, meski sedikit menyakitkan.
Untuk itu kasih haruslah mengarah kepada yang baik, meski menyakitkan dan menyedihkan hal itu haruslah dilakukan demi kebaikan itu sendiri, sebab dalam kasih ada hukum dan kewajiban yang mengharuskan kita untuk mengasihi tanpa syarat, dan untuk mewujudkannya di butuhkan keberanian.
Adapun kasih tidaklah mengikat objek yang dikasihi, dalam artian kasih tak seharunya memaksa. Allah dalam karya penyelamatan-Nya terhadap manusia, menunjukan kasih yang sempurna dan patut di teladani. Kasih yang ditunjukan Allah yaitu kasih yang memberi dan membebaskan, Allah memberikan diri-Nya kepada manusia melalui Anak-Nya Yesus Kristus sebagai bentuk perwujudan kasih. Kasih di berikan-Nya secara cuma-cuma dan tanpa paksaan, untuk itu manusia bebas untuk memilih apakah ia ingin menerima kasih itu ataukah menolaknya.
Inilah yang harus dipahami bahwa ketika kita ingin menolong orang lain terkadang kita takut bahwa kita akan ditolak. Ketika kita ingin menolong orang lain yang harus dipahami yaitu bahwa manusia punya kebebasan untuk memilih, untuk itu kasih yang ingin kita berikan tak boleh dipaksakan, kasih tak boleh mengikat melainkan membebaskan. ketika kita ditolak hendaklah pilihan itu dipahami sebagai bagian dari kebebasan manusia untuk memilih, sehingga kasih itu sendiri harus bisa mengasihi pilihan tersebut.
Untuk itu dalam mengasihi hendaklah dimulai dari diri kita sendiri, kasih adalah tindakan namun tindakan yang tak memaksa. tindakan yang bersumber dari Allah sebagai sumber kasih dan kembali mengarah kepada-Nya. Sikap tolong-menolong menjadi perwujudan dari kasih, untuk itu hendaklah kita hidup saling tolong dan membantu sama sama lain baik secara materi maupun spiritualitas dengan di dasari oleh kasih yang bersumber dari Allah.
Aku menolong engkau karena aku mengasihi engkau, aku mengasihi engkau karena Allah telah lebih dulu mengasihi aku.
-Syallom, Ut Omnes Unum Sint-
Oleh, Elyan Mesakh Kowi
Sekfung Pendidikan Kader GMKI Cabang Salatiga 2015/2016

0 komentar:

Posting Komentar