GMKI
Cabang salatiga Kembali mengadakan PA(Pendalaman Alkitab) yang bertempat di
Kontrakan Kabid OR Sdr.Albert Lobo pada hari jumat 19 Juni 2015 pukul
17.00-19.00.
Suasana PA GMKI Cabang salatiga |
Ayat
firman yang menjadi bahan PA terambil dari kitab Galatia 6:2-6 dengan perikop “Saling Membantulah Kamu“.
“Bertolong-tolonglah menanggung
bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus”
(Galatia 6:2). hendaklah kita saling tolong menolong satu sama lain, saling
membantu satu sama lain, bukan hanya membantu secara materi namun juga membantu
dalam penguatan spiritualitas.
jika teman kita hari ini tak memiliki makanan hendaklah kita
yang mempunyai lebih membantunya/menolongnya dengan membagi makanan yang kita
punya. jika teman kita sedang dalam pencobaan hendaklah kita menolongnya dalam
penguatan iman.
Inilah
yang ingin di sampaikan oleh Paulus kepada kita. hendaklah kita saling
menolong, karena dengan demikian kita telah memenuhi hukum Kristus. hukum
Kristus yang dimaksudkan adalah Hukum Kasih, “Aku memberi perintah baru
kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; Sama seperti Aku telah
mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi”
(Yohanes 13:34).
Kasih haruslah diwujud-nyatakan dalam tindakan. dan tindakan
saling tolong-menolong atau bantu-membantu adalah wujud dari kasih itu sendiri.
namun yang harus diingat bahwa dalam menolong dan membantu tak boleh ada
imbalan apapun itu, jika kita menolong orang karena kita mengasihinya dan
berharap diapun mengasihi kita dalam hal ini kasih kita tak murni melaikan
mengharapkan imbalan (imbalan berupa dikasihi).
Suasana PA GMKI Cabang Salatiga |
Agustinus
sang arsitektur teolog abad pertengahan membagi kasih menjadi dua yaitu kasih Agape dan Eros. yang pertama dipandang positif dan yang kedua negatif.
Agustinus memandang kasih Agape sebagai
kasih yang bersumber dari Ilahi dan mengarah kembali kepada Ilahi, sedangkan Eros adalah kasih yang bersumber dari
manusia dan kembali kepada manusia itu sendiri.
Dalam hal ini Agustinus ingin menjelaskan bahwa kasih haruslah
bersumber dari Allah dan diarahkan kembali kepada Allah. Contohnya saya
membantu dia karena kasih Allah kepada saya sehingga saya membantu dia bukan
untuk sebuah imbalan, tetapi sebagai bentuk kemuliaan saya kepada Sang sumber
kasih yaitu Allah. jadi ketika saya menolong orang lain bukan bermotifkan
imbalan melainkan tidakan menolong tersebut diarahkan kepada Allah sebagai
ucapan syukur karena Allah telah lebih dulu mengasihi saya (Yohanes 13:34).
Mengutip
kalimat Agustinus “Kasih memiliki tangan untuk
menolong orang lain, Kasih memiliki kaki untuk menghampiri mereka yang miskin,
Kasih memiliki mata untuk melihat kebutuhan-kebutuhan orang lain, Kasih
memiliki telinga untuk mendengar rintihan mereka yang tertindas“.
dari kalimat Agustinus diatas jelaslah bahwa kasih menjadi motor penggerak
untuk mendorong kita hidup saling tolong-menolong.
Namun bagaiman jika ketika kita ingin menolong tapi orang yang
ingin kita tolong menolak pertolongan kita?. Kasih dapat terwujud dalam
tindakan, jika kita benar-benar mengasihinya kita harus bertindak demi
kebaikannya. kasih tak selalu indah. ketika dia salah dan menolak untuk di
cerahkan maka tamparlah dia, (Perumpaan menurut Om Dod… :D) hal ini dilakukan
demi kebaikannya, meski sedikit menyakitkan.
Untuk itu kasih haruslah mengarah kepada yang baik, meski
menyakitkan dan menyedihkan hal itu haruslah dilakukan demi kebaikan itu
sendiri, sebab dalam kasih ada hukum dan kewajiban yang mengharuskan kita untuk
mengasihi tanpa syarat, dan untuk mewujudkannya di butuhkan keberanian.
Adapun kasih tidaklah mengikat objek yang dikasihi, dalam artian
kasih tak seharunya memaksa. Allah dalam karya penyelamatan-Nya terhadap
manusia, menunjukan kasih yang sempurna dan patut di teladani. Kasih yang
ditunjukan Allah yaitu kasih yang memberi dan membebaskan, Allah memberikan
diri-Nya kepada manusia melalui Anak-Nya Yesus Kristus sebagai bentuk
perwujudan kasih. Kasih di berikan-Nya secara cuma-cuma dan tanpa paksaan,
untuk itu manusia bebas untuk memilih apakah ia ingin menerima kasih itu
ataukah menolaknya.
Inilah yang harus dipahami bahwa ketika kita ingin menolong
orang lain terkadang kita takut bahwa kita akan ditolak. Ketika kita ingin
menolong orang lain yang harus dipahami yaitu bahwa manusia punya kebebasan
untuk memilih, untuk itu kasih yang ingin kita berikan tak boleh dipaksakan,
kasih tak boleh mengikat melainkan membebaskan. ketika kita ditolak hendaklah
pilihan itu dipahami sebagai bagian dari kebebasan manusia untuk memilih,
sehingga kasih itu sendiri harus bisa mengasihi pilihan tersebut.
Untuk itu dalam mengasihi hendaklah dimulai dari diri kita
sendiri, kasih adalah tindakan namun tindakan yang tak memaksa. tindakan yang
bersumber dari Allah sebagai sumber kasih dan kembali mengarah kepada-Nya.
Sikap tolong-menolong menjadi perwujudan dari kasih, untuk itu hendaklah kita
hidup saling tolong dan membantu sama sama lain baik secara materi maupun
spiritualitas dengan di dasari oleh kasih yang bersumber dari Allah.
Aku menolong engkau karena aku mengasihi engkau, aku mengasihi
engkau karena Allah telah lebih dulu mengasihi aku.
-Syallom, Ut Omnes Unum Sint-
Oleh, Elyan
Mesakh Kowi
Sekfung Pendidikan Kader GMKI Cabang Salatiga 2015/2016
Sekfung Pendidikan Kader GMKI Cabang Salatiga 2015/2016
0 komentar:
Posting Komentar