Minggu, 15 Juli 2012

Orang Muda, Teladan Bagi Orang-Orang Percaya

(Bahan Bacaan : Titus 2 : 6-8; I Timotius 4 : 12-16; II Timotius 2 : 22-25; Filipi 2 : 1-11)

Oleh : Fredy Umbu Bewa Guty


Dia selalu resah dengan kenyamanannya. Dia juga selalu mendobrak status quo, bahkan tirani.

Dia tidak bicara soal transformasi, tapi sudah dilakukannya, pada dirinya sendiri.

Dia adalah amatiran yang otodidak.

Dalam banyak forum yang membicarakan tentang “Peran Pemuda”, ada beberapa pertanyaan sekaligus pernyataan eksistensialis yang muncul. Di manakah pemuda saat ini? Ada apa dengan orang muda? Mengapa hari gini orang muda pada galau dengan keadaannya? Atau, “orang muda hari ini tidak lagi senang membicarakan politik”, kata Pendeta Andreas Untung Wiyono, Sekretaris Umum Sinode GKJ. Mungkin itu sedikit pertanyaan atau pernyataan yang saya ingat. Namun meskipun sedikit, tentu itu sangat substantif (mendasar) bagi Orang Muda hari ini.

Perlu digaris bawahi, bahwa membicarakan Orang Muda, layaknya membicarakan diri sendiri, dalam keadaaan saat ini. Diri sendiri yang dimaksud adalah seperti yang dikemukakan dalam catatan kecil pembuka (di atas). Orang Muda adalah, ia yang resah (galau deh..hehehe..), ia yang berani (meskipun terkesan asal-asalan), ia yang belum mapan (material maupun non-material), ia yang amatir (melakukan sesuatu atas dasar senang-senang), dan ia juga otodidak (belajar sendiri). Itulah Orang Muda.

Rasul Paulus (dari bacaan Alkitab di atas) menulis, “Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” Di sini, tulisan itu seolah mengartikan bahwa branding-nya Orang Muda adalah teladan dalam segala hal. Mungkin ia layaknya sebuah mal (cetakan) yang akan diikuti oleh yang lain. Baiklah, kalau kita sepakat dengan kelayakan itu, memang hampir sebagian masyarakat meniru, bahkan mengadopsi contoh dari Orang Muda.

Kalau diperinci, Orang Muda mendapat kelas tersendiri dalam masyarakat. Ia diidentikkan sebagai yang masih kuat (masih segarlah dibanding dengan yang tua.. hehehe..). Ia banyak menangkap informasi (sekaligus memakannya). Ia yang sering mengikuti trend.  Dan ia juga selalu menuntut hak (tidak mau mengalah, ngeyel deh..hehehe..). Makanya dalam bahasa kekuasaan, Orang Muda seringkali disebut sebagai generasi penerus, kaum yang idealis sekaligus kreatif (nakal-nakal sedikit), sampai ia pun identik sebagai pion. Namun oleh generasi yang menganggap dirinya tua, Orang Muda seringkali dihakimi sebagai yang melakukan banyak kesalahan.

Ada banyak definisi maupun konsep tentang kaum (golongan) ini, yang menjadikan Orang Muda seolah sangat spesial di mata masyarakat pada umumnya. Lantas, bagaimanakah Orang Muda? Lagi, Rasul Paulus menuntut Orang Muda, “Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu... hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang... kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama... Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran...” Inilah yang menurut saya, adalah eksistensi ideal Orang Muda.

Lebih lanjut, saya mau bilang bahwa Orang Muda itu adalah sebuah jiwa. Jiwa Orang Muda adalah isi yang tidak bisa tergantikan oleh yang materi (fisik). Ia seperti bara api yang selalu ingin ditaburi minyak, supaya menyala. Mengutip kata penyair Indonesia, WS Rendra, Orang Muda, “...berada di dalam pusaran tatawarna, yang ajaib dan tidak terbaca... di dalam penjara kabut yang memabukkan.” Di situlah tempat Orang Muda. Kadangkala, ia angkuh dengan kepandaiannya. Tapi, ia tidak murah dengan kebijaksanaannya.

Dari sekian milyar manusia di dunia, Orang Muda juga memiliki teladannya masing-masing. Dan dari semua teladan itu, ia mengutip hampir sebagian besar tokoh-tokoh yang pada masa mudanya memiliki jiwa yang luhur dan bertanggung jawab. Demikianlah pola Orang Muda. Teladan-teladan itu digunakannya sebagai pencerah di masa hidupnya. Lantas, sampai kapan Orang Muda itu hidup? Menurut saya, sampai ia mati pun, ia masih hidup di dalam setiap jiwa.

Pertanyaan-pertanyaan reflektif untuk didiskusikan dalam kelompok :



  1. Bagaimanakah menggambarkan diri kita sebagai Orang Muda saat ini? Apa talenta yang kita miliki sebagai Orang Muda? Apa yang sudah anda lakukan sebagai Orang Muda dengan talenta itu?


  1. Teladan siapakah yang kita ambil (bisa jadi, ditiru) sebagai Orang Muda? Jelaskan?


  1. Sebagai kader-kader GMKI yang akan menjadi pilar di tiga medan layan (Gereja, Perguruan Tinggi dan Masyarakat), apakah yang akan kita lakukan sebagai Orang Muda (Kristen)?

----------------Ut Omnes Unum Sint------------------

0 komentar:

Posting Komentar