Minggu, 17 April 2016

Maluku Kain Persaudaraan IICF 2016

Salatiga-Marturia, Pada hari ini Sabtu (16/04)  kegiatan  Indonesian Internasional Culture festival (IICF) dibuka secara resmi oleh Walikota Salatiga di lapangan sepakbola UKSW, dengan tema Bineka Tunggal Ika.


IICF diawali pawai budaya yang dimana pawai tersebut diikuti oleh mahasiswa dari berbagai etnis yang ada di Universitas Kristen Satya Wacana ( UKSW ) seperti Batak, Lampung, Jawa, Kalimantan, Sumba, Poso, Toraja, Maluku, Papua dan etnis-etnis yang lainnya.


Dalam pawai kali ini etnis Maluku menampilkan sesuatu yang berbeda dari pawai tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun lalu etnis maluku menampilkan “Toki gaba-gaba” yang dimainkan oleh 4 orang perempuan (jujaro) dan 4 orang pria (mungare). Namun pada tahun ini etnis maluku menampilkan sesuatu yang baru berupa “KAIN GANDONG”.

Kain Gandong ini tampaknya terlihat seperti kain putih panjang membentuk huruf U yang dipegang oleh beberapa orang yang bertujuan menggelilingi tokoh-tokoh agama, took adat, dan 2 icon asal Maluku. Menurut ketua Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Maluku (HIPPMA) salatiga Astrid Noija “pada tahun lalu kami menampilakan tarian cakalele, tahun ini kami menanpilkan permainan daerah, namun kami  juga tidak lupa dengan adanya unsur Kain Gandong, kain Gandong merupakan symbol antara 1 negeri adat (desa) dengan negeri adat yang lain”.

Kain Gandong seperti yang sudah di katakan oleh Ketua HIPPMA biasanya digunakan untuk mempererat persaudaraan, yang mengikat janji untuk hidup rukuan, saling membantu dalam suka dan duka antara negeri adat yang satu dengan negeri adat yang lain, biasa dijumpai dalam acara adat di negeri Maluku seperti Panas gandong.

Semoga dengan adanya Kain Gandong yang di bawahkan oleh teman-teman dari HIPMMA, tembah memper-erat  dan memperkuat persaudaraan, kerukunan hidup orang bersaudara, baik antar etnis di Salatiga maupun di Indonesia itu sendiri.


Reporter: Beril Syahailatua, Wendel Selsily, Umbu Chrisno
Editor :Elyan Mesakh Kowi

0 komentar:

Posting Komentar