Jumat 03/07/2015 pukul 17-20 bertempat
di salah satu rumah senior GMKI Cabang Salatiga (Rumah K’ Diane Nuhamara),
kegiatan PA kembali di laksanakan dan kali ini dengan tema “Menjadikan Hidup
Lebih Berarti”.
Adapun
pelayan firman yang membagikan kebenaran firman Tuhan pada sore itu adalah
Sudari Rambu Kariri, dengan ayat firman yang terambil dari Efesus 4:21-24
dengan PERIKOP “Manusia Baru”.
![]() |
Suasana PA dengan pembawa firman Ambu |
Setelah selesai membagikan firman Tuhan, diskusipun dimulai dengan beberapa pertanyaan. adapun yang menjadi pertanyaannya yaitu :
1. Apa yang dimaksudkan dengan kata “berarti”?
2. “Berarti” seperti apa yang dikehendaki oleh Tuhan?.
Dua pertanyaan ini menjadi fokus
diskusi pada sore itu, dengan membagi menjadi 4 kelompok kecil diskusipun dimulai
dengan waktu diskusi yang ditetapkan 15 menit, setelah berdiskusi(mengenai 2
pertanyaan di atas) perwakilan dari tiap kelompok menyampaikan pokok-pokok
hasil diskusinya (kesimpulan).
Dengan mengacu pada tema
maka akan muncul pertanyaan “mengapa kita harus memiliki
hidup yang berharga?“, lalu kita akan di bawa ke pertanyaan yang
lain lagi yaitu “apa yang harus kita miliki agar kita berharga?”, pertanyaan
itu mengandaikan makna “keberartian” kita, dan dalam pertanyaan seperti ini
kita akan di hantarkan kepada pertanyaan yang lebih mendalam lagi yaitu “apa itu berarti?“.
Kata “berarti” dalam kamus besar bahasa indonesia
diterjemahkan sebagai “mengandung maksud“, namun “berarti”
juga bisa diartikan sebagai perhatian,penting,makna, atau gelar.
Untuk kata “perhatian” sebagai contoh bisa di jelaskan sebagai
berikut: misalnya kekasih kita tak membalas sms kita, mungkin bagi sebagian
orang hal itu biasa saja, namun bagi kita hal itu membuat kita tidak merasa
nyaman, bayak pikiran negatif yang timbul akibat sms kita tak dibalas. nahh hal
ini yang bisa digambarkan sebagai maksud dari kata “perhatian”
dan karena kita memiliki perhatian kepada sang kekasih maka diri kekasih itu
berarti bagi kita.
Lalu bagaimana jika kata
“berarti” dikaitkan dengan kata “penting“. seseorang dikatakan berarti jika dia penting
dalam hidup kita, atau penting dalam hal tertentu. misalnya dalam rapat dan
dibutuhkan pengambilan keputusan maka kehadiran seorang Ketua Cabang sangatlah
penting, maka hal penting inilah yang membuat diri seorang Ketua Cabang
berarti.
Dari kesemua itu bisa
dilihat bahwa “berarti” adalah makna tertentu yang
diberikan kepada seseorang, atau bisa disebut juga sebagai “gelar” yang dimiliki. namun kita di perhadapkan kepada
pertanyaan selanjutnya “berarti seperti apa yang
dikehendaki oleh Tuhan?“.
Pertanyaan diatas mengandaikan sebuah
makna/gelar atau tanda pada diri kita yang sesuai dengan kehendak Tuhan, hal
ini mengingatkan kita kembali kepada sebuah kewajiban untuk menjalankan
perintah Tuhan.
Kiranya dengan
menjalankan kewajiban itu makan hidup kita akan memiliki arti yang diinginkan
oleh Tuhan. lalu apa kewajiban itu? kewajiban itu adalah menjalankan Hukum
Kasih (“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap
jiwamu, dengan segenap akal budimu, dan dengan segenap kekuatanmu. Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Mrk 12:30-31).
Semoga dengan menjalan kewajiban kita
dalam menghidupi Hukum Kasih yang telah di firmankan akan menjadikan hidup kita
dan orang lain lebih berarti dan berharga. dan semoga Yesus Kristus selaku Sang
Kepala Gerakan menyertai dan memampukan kita untuk menjalankan Hukum Kasih itu.
“Syalom, Ut Omnes Unum Sint”
Oleh, Elyan Mesakh Kowi
SekFung Pendidikan Kader GMKI Cabang Salatiga
SekFung Pendidikan Kader GMKI Cabang Salatiga
0 komentar:
Posting Komentar