Salatiga-Marturia,
Pada hari ini Sabtu (16/04) kegiatan Indonesian
Internasional Culture festival (IICF) dibuka secara resmi oleh
Walikota Salatiga di lapangan
sepakbola UKSW,
dengan tema “Bineka
Tunggal Ika”.
IICF diawali pawai budaya yang dimana pawai tersebut diikuti oleh mahasiswa dari berbagai etnis yang ada di Universitas Kristen Satya Wacana ( UKSW ) seperti Batak, Lampung, Jawa, Kalimantan, Sumba, Poso, Toraja, Maluku, Papua dan etnis-etnis yang lainnya.
Dalam
pawai kali ini etnis Maluku menampilkan sesuatu yang berbeda dari pawai
tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun lalu etnis maluku menampilkan “Toki gaba-gaba” yang dimainkan oleh 4
orang perempuan (jujaro) dan 4 orang pria (mungare). Namun pada tahun ini etnis
maluku menampilkan sesuatu yang baru berupa “KAIN GANDONG”.
Kain
Gandong ini tampaknya terlihat seperti kain putih panjang membentuk huruf U yang dipegang oleh beberapa
orang yang bertujuan menggelilingi tokoh-tokoh agama, took adat, dan 2 icon
asal Maluku. Menurut
ketua Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Maluku (HIPPMA) salatiga Astrid Noija “pada tahun lalu kami menampilakan tarian
cakalele, tahun ini kami menanpilkan permainan daerah, namun kami juga tidak lupa dengan adanya unsur Kain
Gandong, kain Gandong merupakan symbol antara 1 negeri adat (desa) dengan negeri adat yang lain”.
Kain
Gandong seperti yang sudah di katakan oleh Ketua
HIPPMA biasanya digunakan untuk mempererat persaudaraan, yang mengikat janji
untuk hidup rukuan, saling membantu dalam suka dan duka antara negeri adat yang satu dengan negeri adat yang lain,
biasa dijumpai dalam acara adat di negeri
Maluku seperti Panas gandong.
Semoga
dengan adanya Kain Gandong yang di bawahkan oleh teman-teman dari HIPMMA, tembah
memper-erat dan memperkuat persaudaraan,
kerukunan hidup orang bersaudara, baik antar etnis di Salatiga maupun di
Indonesia itu sendiri.
Reporter: Beril Syahailatua, Wendel Selsily, Umbu Chrisno
Editor :Elyan Mesakh Kowi
Editor :Elyan Mesakh Kowi
0 komentar:
Posting Komentar